Bertiga: Saya, Eas dan Hendy bangun subuh dan bergegas berangkat ke arah utara. Ya, kami sudah berencana menuju daerah Borobudur untuk mengejar sunrise. Kami tidak masuk area wisata Borobudur, hehehe.. mana ada gerbang wisata yang buka sekitar jam 4 pagi? bisa-bisa nanti "diberi keramahan" lagi oleh pak satpam. Kami masuk ke sebuah dusun yang berjarak kurang lebih 4 km dari Borobudur, sempat ragu-ragu juga melihat jalan masuk ke dusun yang semakin gelap dari penerangan jalan. Setelah tanya penduduk yang kebetulan akan sholat subuh dan diberi petunjuk lokasi, akhirnya sampai juga kami di dusun yang dimaskud. Segera kami parkir kendaran kami di halaman ruman penduduk dan menyiapkan peralatan. Eitt.. ternyata kami harus berjalan kaki lagi kira-kira 1 km naik ke bukit. Ok, siapa takut? Dengan diantar Pak Roji, seorang "guide" lokal, kami mulai menapaki jalan setapak yang terjal, dikelilingi pepohonan berembun, batu-batu dan tanah yang becek karena hujan. Ngos-ngosan..? pasti lah... hehehe..
Akhirnya benar-benar sampai juga di tempat yang dimaksud. Ya, kami sudah sampai di puncak bukit Tuk Stumbu.
Sunrise akhirnya datang.... Terima kasih Tuhan, di hari pertama setelah 29 tahun kelahiran saya, saya masih bisa menyambut mentari yang muncul dari balik Merapi - Merbabu.
(Bukit Tum Stumbu, 21 Mei 2009)